Gada Wesi Kuning, benda pusaka yang juga sangat dicari dan diminati pecinta benda pusaka. Kehebatan benda pusaka Gada Wesi Kuning ini sudah tersohor sejak zaman dahulu, baik di dunia nyata maupun di dunia pewayangan. Konon, siapapun yang memegang Gada Wesi Kuning ini menjadi sakti mandraguna, kebal senjata dan tak terkalahkan dalam peperangan.
Pada zaman kerajaan Majapahit, konon Gada Wesi Kuning ini adalah senjata andalan Raja Blambangan, Prabu Menak Jinggo. Dengan senjata Gada Wesi Kuning ini, Menak Jinggo menjadi sakti mandra guna, serta kebal dari segala jenis senjata, oleh karena itu Menak Jinggo menjadi raja yang tak terkalahkan. Sementara di dunia pewayangan, Gada Wesi Kuning merupakan senjata Arya Setyaki, putra Prabu Setyajit, Raja kerjaaan Lesanpuran. Arya Setyaki berhasil memiliki Gada Wesi Kuning dari Arya Singamulangjaya, Senopati Dwarawati pada zaman Prabu Narasingamurti.
“Gada Wesi Kuning itu memang hebat mas, waktu itu rumah yang di sebelah kiri rumah saya ini terbakar, api menjalar ke-mana-mana, tapi tidak ke rumah saya yang berdampingan dengan rumah itu, justru ke rumah sebelah kanan rumah saya, jadi dengan izin Allah rumah saya diloncati, dan memang waktu itu satu-satunya pusaka yang ada di rumah ya Gada Wesi Kuning ini” kata salah satu pemilik Gada Wesi Kuning yang bernama Matrap, 52 th, warga Kabupaten Gresik kepada infomistik, 29/01/2013.
Matrap menceritakan bahwa ia mendapatkan Gada Wesi Kuning itu saat ia masih perjaka, saat masih senang-senangnya “lelakon”. “waktu itu saya sedang lelakon menjalani puasa mutih tujuh hari, pada hari ke tujuh, malam harinya saya shalat dan bersyukur kepada Allah karena Allah telah memberi kekuatan kepada saya untuk menjalani puasa itu. Sebagai rasa syukur saya baca tasbih, tahmid dan takbir serta shalawat sebanyak-banyaknya. Tepat jam 12 malam, ada Orang tua berjubah putih dan bertongkat datang memberi salam, dan setelah saya jawab salamnya lalu orang tersebut memberikan bungkusan kain putih kepada saya ‘ini untukmu’ kata orang itu, lalu saya terima bungkusan itu sambil mengucapkan tahmid dan terima kasih kepada orang itu, lalu orang tua itu berpamitan sambil mengucapkan salam. Setelah saya jawab salamya, saya baru sadar bahwa saya berada di bilik kecil yang ada di dalam rumah saya, tempat saya biasa berkhalwat. Lalu dari mana orang tua itu masuk?, tapi saya tidak ambil pusing, saya buka bungkusan kain putih itu, dan ternyata isinya ya ini, Gada Wesi Kuning ini” cerita Matrap.
Mengenai fungsi dan kehebatan Gada Wesi Kuning ini yang katanya kebal senjata dan lain sebagainya, Matrap mengatakan “sebenarnya saya tidak tahu persis mas, kata orang-orang sih begitu, saya ini kan cuma diberi dan karena menghargai yang meberikan itu kepada saya ya saya simpan baik-baik, yang saya lihat ya cerita kebakaran tadi, masalah kebal senjata dan lain sebagainya saya belum pernah membuktikannya, ini kan bukan zaman perang mas, bagaimana saya membuktikannya?, apa harus mengajak orang untuk berkelahi atau kita bikin gara-gara di pasar?, kan tidak mungkin itu kita lakukan” kata Matrap.
“jika ada benda-benda apapun yang bersifat pusaka, menurut saya ya simpan dan rawatlah dengan baik, tidak perlu menguji fungsi dan kehebatannya, benda-benda pusaka itu, dengan izin Allah akan berfungsi sesuai keadaan dan waktunya”. Tambah Matrap