Popok Wewe, sebuah nama yang tak asing bagi para pecnta benda pusaka dan benda bertuah. Popok wewe adalah nama dari sebuah benda berbentuk kain kumal, konon merupakan popok anak wewe gombel. Cerita tentang “wewe gombel” tidaklah asing di kalangan masyarakat Jawa. Wewe gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang mirip manusia, sangat mengerikan dengan taring, baju compang-camping dan rambut serta kuku panjang tidak terawat. Wewe Gombel suka menculik anak-anak, tapi tidak mencelakainya, dan melakukan aksinya pada saat menjelang Maghrib.
Konon, ada suatu cerita bahwa Wewe Gombel menjemur pakaian atau popok anaknya pada waktu menjelang maghrib, maka tak heran kadang Wewe Gombel terlihat oleh manusia (kamanungsan) sewaktu menjemur pakaian atau popok anaknya. Jika orang yang melihat wewe gombel saat menjemur popok anaknya tersebut paham, maka melihat sosok Wewe Gombel adalah suatu keberuntungan orang itu sendiri, jika berani mencuri salah satu Pakaian/ Popok Wewe tersebut.
Seperti pengalaman Pak Ranu, 56 th, yang sewaktu pulang dari kerja biasanya lewat jalan utama menuju rumahnya, namun karena terburu maghrib maka Pak Ranu melewati jalan pintas lewat kebun yang merupakan jalan setapak yang masih banyak ditumbuhi kanan kirinya pohon bambu jadi walaupun sore hari suasana sekelilingnya tampak gelap agar cepat sampai rumah.
Sewaktu sampai di pertigaan jalan setapak tu, pak Ranu melihat sesosok wanita yang sedang menjemur pakaian anaknya. Sebagai kebiasaan orang desa, pak joko menyapa orang tersebut " sugeng sonten, nderek langkung Bu" (selamat sore, numpang lewat Bu -red) kata pak Ranu. Wanita tersebut menjawab "Njih, monggo" (ya ,silahkan -red). Lalu Pak Ranu lewat di depan wanita tersebut. Setelah beberapa langkah melewati wanita tersebut, pak Ranu baru teringat bahwa di tempat tersebut tidak ada rumah bahkan orang yang tinggal. Karena penasaran, akhirnya pak Ranu berbalik arah mendatangi tempat tadi dan ternyata wanita yang menjemur pakaian tadi sudah tidak ada dan yang terlihat hanyalah jemuran pakaian.
Lalu Pak Ranu mendekati dan yang dilihat hanyalah popok bayi yang kumal, kusut dan bau. Sambil berguman “aneh sekali, menjemur pakaian anaknya kok sore-sore mau menjelang maghrib, apalagi yang dijemur pakaianya sudah tidak layak pakai jika itu dikenakan untuk anak yang masih bayi, siapa da ya”. Lalu Pak Ranu iseng mengambil salah satu popok tersebut. Dan sesaat kemudian terdengar adzan maghrib, pak Ranu bergegas cepat-cepat pulang sambil mengantongi popok tersebut.
Dengan langkah terburu-buru akhirnya pak Ranu tiba juga di rumahnya. Kejadian aneh mulai pak Ranu alami sewaktu menyapa istri dan anaknya. Biasanya, begitu melihatnya pulang, mereka menyapa dan mencium tangannya, namun kali ini anak dan istrinya cuek dan tidak memperdulikan kedatangan pak Ranu.
Kemudian pak Ranu bergegas masuk kamar dan ganti pakaian,dan berwudhu untuk menjalankan sholat maghrib. Setelah usai sholat maghrib, istri pak Ranu masuk kamar dan bertanya: "kapan bapak pulang? apa bapak lewat pintu belakang rumah?". Mendengar pertanyaan istrinya, Pak Ranu kaget, lalu menjawab "ya lewat depan to Bu, tadi bapak sapa pada diam saja, tidak biasanya kalian begini". Lalu istri pak Ranu menegaskan: "kami tidak melihat bapak pulang kok", kata istrinya. Sambil kebingungan, pak Ranu mengajak istrinya ke belakang untuk melihat bahwa pintu belakang rumah terkunci. "Bu, lihat itu pintu belakang ibu kunci kan?", tanya pak Ranu. Lalu istrinya menjawab "Iya, ya pak, kok aneh, tadi bapak lewat mana?, jika lewat depan kok kami tidak melihat?".
Akhirnya pak Ranu bilang ke istrinya "ya sudah tidak usah dipikirkan". Namun demikian, dalam hati pak Ranu mash bertanya-tanya dengan kejadian ganjil yang barusan dia alami, sampai akhirnya pak Ranu berpikir apakah gara-gara mengambil popok tadi?, lalu Pak Ranu bergegas ke kamar dan mengambil kain/popok yang diambilnya tadi. Sambil memegang barang itu, pak Ranu baru teringat cerita neneknya dahulu mengenai Popok Wewe Gombel. Pak Ranu yakin bahwa barang yang diambilnya itu adalah Popok Wewe Gombel.
"tolong tunjukkan apa yang bapak bawa" kata mbah Kasdi. Lalu Pak Ranu menunjukkan barang tersebut,"ini barangnya pak, apa benar ini popok wewe?" tanya pak Ranu. Barang itu digenggam oleh Mbah Kasdi, barang tersebut mengeluarkan asap putih, lalu barang tersebut ditaruh diatas meja dan Mbah Kasdi berata kepada Pak Ranu "ya, benar, ini adalah popok wewe". Lalu Mbah Kasdi bertanya pada pak Ranu "apa pak Ranu mau merawat barang ini? jika pak Ranu mau merawatnya, tolong jangan disalah gunakan keampuhannya". Pak Ranu menjawab: "saya mau merawatnya mbah, tetapi bagaimana tatacaranya?". Lalu Mbah Kasdi menjelaskan tatacara perawatannya dan resiko-resikonya secara detail. Mbah kasdi menjelaskan tatacara penggunaan dan mantranya.